Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas Arasy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam. (Q : 7 : 54)
Kesimpulan : Menciptakan Langit + Bumi = 6 masa ……………………… (1)
Katakanlah: “Sesungguhnya patutkah kamu kafir kepada Yang menciptakan bumi dalam dua masa dan kamu adakan sekutu-sekutu bagi-Nya? (Yang bersifat) demikian itulah Tuhan semesta alam”. (41 : 9)
Kesimpulan : Menciptakan Bumi = 2 masa …………………………… (2)
Dan Dia menciptakan di bumi itu gunung-gunung yang kokoh di atasnya. Dia memberkahinya dan Dia menentukan padanya kadar makanan-makanan (penghuni) nya dalam empat masa. (Penjelasan itu sebagai jawaban) bagi orang-orang yang bertanya. (Q 41 : 10)
Kesimpulan : Menciptakan Bumi + Isi Bumi = 4 masa
2 masa (2) + Isi Bumi = 4 masa
Isi Bumi = 4 masa – 2 masa = 2 masa …… (3)
Allah-lah yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas `arsy. Tidak ada bagi kamu selain daripada-Nya seorang penolong pun dan tidak (pula) seorang pemberi syafa`at. Maka apakah kamu tidak memperhatikan? (32 : 4)
Kesimpualan : Menciptakan Langit + (Bumi + isi) = 6 masa
Menciptakan Langit + 4 masa = 6 masa
Menciptakan Langit = 6 masa – 4 masa = 2 masa ………. (4)
Ayat yang terakhir (32 : 4) serupa dengan ayat yang paling atas (7 : 54)
Rincian kesimulannya adalah :
– Penciptaan Langit = 2 masa …………….…… (4)
– Penciptaan Bumi = 2 masa ………….………. (2)
– Penciptaan isi Bumi = 2 masa …………………. (3)
——————————————————————
Total penciptaan Langit dan Bumi (+isi) = 6 masa ………….. (1)
Berapakah lamanya 1 masa itu ?
Ada dua penjelasan tentang lamanya 1 masa, yaitu 1 masa = 1.000 tahun dan ada pernyataan juga bahwa 1 masa = 50.000 tahun :
Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepada-Nya dalam satu hari yang kadarnya (lamanya) adalah seribu tahun menurut perhitunganmu. (Q 32 : 5)
Malaikat-malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Tuhan dalam sehari yang kadarnya lima puluh ribu tahun. (Q 70 : 4)
Andaikan kita berasumsi 1 masa = 50.000 tahun, maka berarti penciptaan Langit dan Bumi adalah hanya 6 x 50.000 tahun = 300.000 tahun.
Angka 300.000 tahun tersebut tentulah menimbulkan ketidaksetujuan dari banyak ilmuwan kondang, termasuk saya yang paling awam.
Cobalah, dan mari kita sama-sama bahas :
Apakah 6 masa tersebut berarti = 300.000 tahun ?? NGGAK DONK !!!
Pastilah ada jeda pada setiap episoda penciptaan tersebut. Kita tidak diberi tahu setelah Langit diciptakan, berapa lama harus menunggu diciptakannya Bumi, dan berapa lama lagi kemudian isi Bumi dibentuk.
Totalnya memang 6 masa, tapi terdiri atas 3 episoda yang pastinya tidak berurutan. Dengan demikian umur Bumi dan Alam Semesta sudah tua (seperti kata Baginda Awang), tentulah niscaya.
Jangankan 100 tahun (2 masa), Allah tentu mampu menciptakan Bumi dalam hitungan kurang dari sedetik pun. Ini yang wajib kita imani.
Umur alam semesta yang konon katanya sudah 15 Miliar tahun, jadi umur bumi (2 masa) = 2/6 * 15 miliar tahun. menurut sains umur bumi adalah 4,6 miliar tahun, mendekati kan. Wasalam dari Ir. Rony Ardiansyah, MT, dosen Teknik Sipil Universitas Islam Riau Pekanbaru.
penciptaan bumi dalam hitungan kurang dari satu detik, kun paya kun ( jadilah maka jadi lah)…
penghitungan masa mengandung misteri yg tentunya itulah adalah milik dan kuasanya TUHAN AlloH SWT,,,
Semua itu kekuasaan Allah,kita hnya mngkaji mngkaji dan tidak psti kjian itu bnar,tpat atau hmpir tepat
,
lah, kok maen tbak2an, maen tmbah2 aja, intinya cuma allah yg tau.
maaf kalau sy mengkritik tulisan anda krn menurut sy anda masih salah dalam menjelaskan surat fushilat trsbt. Yg benar adalah terlebih dahulu Allah menciptakan bumi dlm 2 masa seperti yg trdpt dlm surat 41 ayt 9 dan sm sprti yg anda katakan. Dlm injil pasal kejadian ayt 2 “bumi kosong” jd Allah sudah membentuk bumi tp bumi belum berisi hias2annya sprti gunung,tumbuh2an,hewan dsb. Kemudian Allah memanggil langit [yg berupa asap] dan memanggil bumi sprti dlm surat 41 ayat 11. Maka dimulailah proses pembentukan langit dan hiasannya, dan diwaktu yg sm proses pembuatan isi bumi pun dilakukan bersamaan. Surat 41 ayt 12 Allah selesai menciptakan langit dlm 2 masa/hari ke 2 sementara itu bumi belum selesai dikerjakan. Bumi selesai dikerjakan pd hari ke 4nya sprti yg diceritakan pd surat 41 ayat 10″Dan Dia menciptakan di bumi itu gunung-gunung yang kokoh di atasnya. Dia memberkahinya dan Dia menentukan padanya kadar makanan-makanan dalam empat masa. Misal Sy buat contoh agar mudah dipahami, prtama Allah menciptakan bentuk bumi dalam 2 masa, kemudian Allah menciptakan langit dan hiasannya dan jg menciptakan isi bumi dalam waktu yg bersamaan. Anggaplah hari itu hr senin maka langit dan hiasannya diselesaikan pd hr selasanya sedangkan isi bumi selesai pd hr kamisnya. Maka hasilnya bentuk bumi 2 masa + 4 masa [hari ke 2 langit hari ke 4 isi bumi]=6 masa.
gak usah di pikirkan berapa usia buni. yang kita pikirkan berapa kira2 usia kita di bumi?
mohon maaf saya mau tanya?? kapan dan dimana dimulainya hari???? mohon jwaban dan penjelasannya terima kasih..
semuanya itu kita kembalikan Ilmunya kepada robbul ‘alamiin,, kita tidak diperintahkan untuk mengenali masalah ini secara mendalam, cukup kita yakini bahwa ilmunya (pengetahuannya) ditangan Allah ta’ala,
kata ulama “العلم به لاينفع والجهل به لايضر” kita mengetahuinya ngak banyak mendatangkan faedah dan tidak mengetahuinya pun tidak menjadi mudhorot.. yang terpenting adalah kita mengenali ALLAH TA’ALA dan tidak menyekutukannya dalam hal apapun, dan mengakuai segala kekuarangan kita adalah yang paling utama selaku seorang hamba, sehebat apapun kita, setinggi apapun pendidikan kita, kalau ilmu yang tidak dijelaskan olehNya maka cukuplah kita menyerahkan ilmunya kepada ALLAH TA’ALA. terima kasih,,
wahai soudara2ku si iman. coba baca ini ,
manusia memiliki akal yang dinamis. Sedangkan malaikat hanya memiliki akal yang statis sehingga hanya mengetahui hal-hal yang diajarkan langsung oleh Allah saja. MAKA MANUSIA SANGAT SUKA MENCARI PENGETAHUAN. ITU TAK DILARANG.
bacalah imformasi dalam wikipedia ini
http://id.wikipedia.org/wiki/Adam
-isi dalam wiki ini tidak beda sedikit pun dari apa yang pernah diajarkan tengku tengku saya semenjak saya kecil informasinya sama.
Setuju bgt.. Ngapain kita pikiran usia bumi, krn itu adalah urusan Allah, Pikirin aja brp lama kita hidup di dunia ini, dan brp byk dosa kita..
asww trims atas kaji, komentarnya, akan memperkaya khasanah umat. Semua huruf/perhatian kawan2 sangat berguna sebagai bahan pemikiran, pembelajaran, diskusi dan untuk keagungan Allah SWT, sejak dari mulai dan achir komentar. Semoga mendapat petunjuk, wass
dari apakah bumi diciptakan ?
Diceritakan ketika Nabi Musa a.s bermunajat kepada Tuhan Rabbul-‘Alamin di bukit Thursina, maka pada saat itu berkesempatan Nabi Musa a.s bertanya kepada Allah dengan mengajukan beberapa pertanyaan.
Jawab Allah: Pertama-tama aku menciptakan adalah Nur-Muhammad, kemudian aku jadikan Durratul-Baidhoo’ dari Nur-Muhammad, dari Durratul-Baidhoo’ aku jadikan 70000 negeri di cakerawala (jika kita pakai istilah sekarang ialah 70000 planet di cakerawala ). Maka satu planet itu luasnya tujuh puluh kali bumi. Tiap-tiap planet itu dijadikan penghuninya 70000 orang bukan bangsa jin, dan bukan bangsa manusia, dan juga bukan bangsa malaikat. Kesemuanya dijadikan dengan kalimat “Kun Fayakuun”. Mereka beribadat kepada-Ku sampai 70000 tahun. Kemudian setelah itu, mereka jadi derhaka kepada-Ku, lalu Aku binasakan mereka itu semuanya.
Kemudian sesudah itu aku jadikan lagi 80000 buah negeri (planet) yang besarnya cuma sepuluh kali dari bumi dunia, semua berada di cakerawala yang bertingkat-tingkat. Di planet itu Aku ciptakan sebangsa unggas (burung) yang memakan tumbuh-tumbuhan dan biji-bijian sahaja. Lama kelamaan unggas-unggas itu pun musnah. Kemudian baru aku jadikan 20000 makhluk sebangsa manusia dari cahaya secara beransur-ansur lalu musnah jua.
Kemudian setelah berselang 70000 tahun sesudah itu, baru Aku jadikan Qalam, Lauhil-Mahfuzh, ‘Arsy, kursi dan Malaikat. Maka setelah kira-kira 70000 tahun lagi barulah Aku jadikan Syurga dan Neraka, kemudian setelah itu baru aku jadikan makhluk manusia yang namanya Adam, tetapi bukan bapakmu Adam yang sekarang ini, Hai Musa.
Aku jadikan dia dari awal Adam sampai keturunannya yang terakhir 10000 tahun lamanya.
Setelah itu Aku jadikan pula Adam yang lain dengan keturunannya terakhir dalam masa 10000 tahun.
Demikian seterusnya Aku jadikan tiap-tiap Adam dan keturunannya dalam masa 10000 tahun ganti berganti, sehingga mencapai 10000 orang Adam. Maka Adam yang sekarang inilah yang kesepuluh ribu kalinya. Demikianlah keterangan yang penulis dapat, dari kitab “Permulaan dijadikan langit dan bumi” oleh Al-‘Allamah Syaikh Nuruddin Ali.
Para pembaca yang budiman. Jika kita renungkan keterangan di atas itu, jelaslah bagi kita, bahawa umur dunia ini, sudah lama benar, atau sudah tua betul. Cuba bayangkan sahaja, setiap Adam Tuhan ciptakan sampai anak keturunannya yang terakhir, adalah memakan waktu sampai 10000 tahun. Maka berapakah Jumlahnya 10000 x 10000 tahun? 10000 x 10000 = 100000000 tahun (seratus juta tahun). Jadi jelasnya bumi kita telah dihuni oleh manusia yang pertama Tuhan ciptakan, sehingga Adam yang terakhir di zaman kita ini adalah lama masanya memakan waktu seratus juta tahun.
Kalau baru-baru ini ahli purbakala telah menemui tengkorak manusia di tanah mana-mana kawasan arkeologi yang sudah berumur 300000 tahun, itu belum seberapa jika di bandingkan dengan keterangan dan pendapat ‘ulama islam Syaikh Nuruddin Ali, bahawa bumi kita ini telah dihuni manusia sudah seratus juta tahun lamanya.
Tengkorak Purba
Untuk memperkuat keterangan akan sudah tua umurnya dunia, pernah diceritakan oleh junjungan kita Nabi Muhammad s.a.w. tentang pengalaman dan penglihatannya dalam perjalanannya ke Isra’ dan Mi’raj, iaitu baginda telah melihat ada seorang wanita memanggil-manggil dan merayu namanya. Wanita itu nampak sudah terlalu tua, namun masih cantik rupanya, memakai pakaian yang indah serta perhiasan yang gemerlapan, emas intan berlian.
Lalu Nabi bertanya kepada Jibril, Siapakah gerangan wanita itu?
Jawab Jibril : “Itulah Dunia!”
Kini, kita sama-sama dapat membuktikan dengan mata bahawa apa yang dilihat oleh Nabi itu, adalah betul-betul dunia, semakin tua bertambah cantik.
Yang dimaksud dengan dunia adalah negeri, atau bumi dimana tempat manusia tinggal. Cubalah kita perhatikan bandar-bandar di Malaysia, yang semakin hari pembangunannya semakin hebat dengan gedung-gedungnya yang menjulang tinggi, lebuh rayanya yang lebar dan luas, dengan lampu-lampu LEDnya yang berwarna warni dikala malam. Bukan di Malaysia sahaja, bahkan seluruh dunia sedang membangun.
Apakah artinya BANGUN dalam bahasa arabnya? bahasa arabnya adalah “Qiyaamah”. Jadi jelas dunia sekarang sudah mulai mahu kiamat dimana-mana! Sudah dihias, atau sedang dihiasi dunia ini oleh manusia. Tinggal menunggu detik-detik sampai saatnya masa terakhir bagi dunia ini. Menandakan zaman akhir bahawa ciri dan alamatnya, adalah Allah tidak akan mengutus seorang Nabi sesudah Nabi Muhammad s.a.w. Kerana peribadi baginda sudah menjadi predikat Nabi Akhir Zaman.
Cubalah pembaca renungkan !
http://www.anwarsuran.com/2012/01/usia-dunia-menurut-perspektif-islam.html
Untuk yang dongeng bahwa Adam dari Aceh :
Namanya juga “cerita”, nggak beda dengan dongeng, kagak jelas rujukannya.
Cucu buyuk Adam dari Aceh, keteranganmu itu dalilnya apa?, Jelas2 itu bertentangan dgn al quran, Nabi Adam AS cuma ada satu saja.. Dan dia adalah Nabi dan Manusia pertama yang Allah ciptakan.. Kalo Nabi Adam aja ada 10.000, berapa banyak dong Nabi di dunia ini, bukannya kita sebagai umat islam menyakini bahwa hanya ada 25 Nabi utusan Allah..
Lalu kemana dong 9.999 Nabi Adam yang lainnya.. Kenapa tidak di jelaskan di dalam Al-quran ke 9.999 Nabi Adam yg lain itu..?
Cucu buyuk dari Aceh, kalau mo ngambil patokan jangan dari buku karangan, tapi ambillah dari Alquran, Krn segala yang ada di Alquran itu adalah firman Allah, jadi kita hanya patut meyakini apa yang ada di dalamnya..
Dan tatkala Musa datang untuk (munajat dengan Kami) pada waktu yang telah Kami tentukan dan Tuhan telah berfirman (langsung) kepadanya, berkatalah Musa: “Ya Tuhanku, nampakkanlah (diri Engkau) kepadaku agar aku dapat melihat Engkau”. Allah berfirman: “Kamu sekali-kali tidak sanggup melihat-Ku, tapi lihatlah ke bukit itu, maka jika ia tetap di tempatnya (sebagai sediakala) niscaya kamu dapat melihat-Ku”. Tatkala Tuhannya menampakkan diri kepada gunung itu, dijadikannya gunung itu hancur luluh dan Musa pun jatuh pingsan. Maka setelah Musa sadar kembali, dia berkata: “Maha Suci Engkau, aku bertaubat kepada Engkau dan aku orang yang pertama-tama beriman”.
(QS: Al-A’raf Ayat: 143)
Adalagi keterangan dari hadist antara perbincangan Allah swt dengan Musa as, :
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas r.a. bahwa Rasulullah s.a.w. pada suatu hari bertanya kepada sahabat-sahabatnya: “Apa yang kalian katakan mengenai firman Allah berikut ini : ” Dan tidaklah engkau berada dekat bukit Thur (Shina) ketika Kami menyeru …” (Q.S. 28:46) ‘Allah dan Rasul-Nya sajalah yang lebih mengetahui.’ jawab para sahabat, Maka bersabda Beliau saw: “Ketika Allah berbicara dengan Musa a.s., maka Musa berkata: “Ya Tuhanku adakah Engkau telah menciptakan seorang mahluk yang lebih mulia di sisi-Mu daripda aku ? Engkau telah memilihku di antara banyak manusia dan Engkau berkata kepadaku di gunung Thur Shina.’
Allah berfirman: ‘Wahai Musa, tidakkah engkau mengetahui bahwasannya Muhammad itu lebih mulia di sisi-Ku daripada semua mahluk- Ku? Sudah Kuteliti semua kalbu hamba-Ku, maka tidak Aku dapati satu kalbupun yang lebih merendah daripada kalbumu. Oleh karena itu Aku memilihmu di antara sekalian manusia untuk menyampaikan risalah dan kalam-Ku. Maka hendaklah engkau mati dalam keadaan mengesakan KU (bertauhid) dan juga dalam mencintai Muhammad saw.’
Berkata Musa a.s. : ‘Ya Tuhanku! Aku dapati di dalam lauh-lauh ini suatu umat yang apabila mereka berniat melakukan suatu kejahatan, kemudian tidak dilakukannya, tidaklah dicatatkan baginya suatu dosa. Akan tetapi jika diteruskan cita-citanya itu dengan mengerjakan satu kejahatan barulah dicatatkan baginya satu dosa. Jadikanlah mereka itu umatku!’. Berfirman Allah: ‘Mereka itu umat Muhammad.’
Berkata Musa a.s. : ‘Ya Tuhanku! Aku dapati di dalam lauh-lauh ini suatu umat, mereka itu sebaik- baik manusia. Mereka menyuruh berbuat baik dan melarang perbuatan jahat, jadikanlah mereka itu umatku!’. Berfirman Allah: ‘Mereka itu umat Muhammad.’
Berkata Musa a.s. : ‘Ya Tuhanku! Aku dapati dalam lauh-lauh ini suatu umat yang dibangkitkan pada hari kiamat dalam tiga golongan. Satu golongan akan masuk ke dalam surga tanpa dihisab. Satu golongan lagi akan dihisab dengan hisab yang ringan saja. Dan golongan terakhir disucikan dari segala dosanya, lalu merekapun masuk ke dalam surga. Jadikanlah mereka itu umatku!’. Berfirman Allah: ‘Mereka itu umat Muhammad.’
Berkata Musa a.s. : ‘Ya Tuhanku! Engkau telah menganugerahkan segala kebaikan kepada Muhammad beserta umatnya, maka jadikanlah aku sebagai umatnya!’.
Berfirman Allah SWT: “Wahai Musa, sesungguhnya Aku telah memilihmu di antara manusia untuk menyampaikan risalah dan kalam-Ku, maka terimalah apa yang akan Aku berikan kepadamu dan hendaklah engkau menjadi orang-orang yang bersyukur.” (Q.S.7:144)
Adalagi keterangan Hadist yang lain dari Wahab bin Munabbih (rahimahullah): ” Ketika Musa a.s. membaca lauh-lauh
(papan bertulis), terlihat olehnya sifat-sifat kelebihan umat Muhammad saw., lalu beliau berkata: ‘ Ya Tuhanku siapakah gerangan umat yang dirahmati seperti yang kudapati dalam lauh-lauh ini ?’ maka berfirman Allah SWT: ôItulah umat Muhammad. Mereka rela dengan rezeki sedikit yang aku berikan kepadanya, maka Aku pun rela dengan amalan yang sedikit dari mereka. Akan Aku masukkan mereka ke dalam surga dengan kesaksian Laa ilaaha illallah !
Berkata Musa a.s.: ‘Aku dapati dalam lauh-lauh ini suatu umat yang akan dibangkitkan pada hari kiamat dengan wajah-wajah yang bercahaya laksana bulan purnama. Jadikan lah mereka itu umatku ya Allah!’ berfirman Allah: ‘ Mereka itu adalah umat Muhammad. Aku bangkitkan mereka pada hari kiamat dengan wajah bersinar dan bercahaya disebabkan bekas-bekas wudhu dan sujud mereka’.
Berkata Musa a.s.: ‘Aku dapati dalam lauh-lauh ini suatu umat yang berkain Selendang di pundak dan bersenjatakan pedang di bahu masing-masing. Mereka itu orang-orang yang senantiasa bertawakkal dan dadanya penuh keyakinan. Mereka menyerukan nama Allah di hadapan tiap-tiap rumah Allah untuk berjihad diatas kebenaran, sehingga akhirnya merekapun membunuh Dajjal. Jadikanlah mereka itu umatku!’. Berfirman Allah: ‘ Tidak! mereka itu umat Muhammad.’
Berkata Musa a.s. : ‘Aku dapati di dalam lauh-lauh ini suatu umat yang bershalat lima kali sehari semalam, sehingga terbukalah pintu-pintu langit dan turunlah rahmat bagi mereka. Jadikanlah mereka itu umatku, ya Allah!’ Berfirman Allah :
‘Mereka itu adalah umat Muhammad’
Berkata Musa a.s. : ‘Aku dapati dalam lauh-lauh ini suatu umat yang berpuasa di bulan ramadhan untuk-Mu, lalu Engkau mengampuni segala kesalahan mereka sebelum mereka itu. Jadikanlah mereka itu umatku!’ berfirman Allah: ‘Mereka itu umat Muhammad’
Berkata Musa a.s. : ‘Aku dapati dalam lauh-lauh ini suatu umat yang mengunjungi Baitul Haram (Ka’bah) karena-Mu, tiada keperluan lain kecuali itu. Mereka hanya meratap dan menangisi diri sendiri serta mengumandangkan suara takbir membesarkan nama-Mu. Jadikanlah mereka umatku!’ berfirman Allah: ‘Mereka itu umat Muhammad.’ Musa berkata lagi: ‘Apakah ganjaran mereka atas perbuatan itu?’
jawab Allah: ‘Aku akan menambahkan bagi mereka maghfirah (ampunan) dan akan aku izinkan mereka memberi syafaat (do’a pertolongan) kepada siapa saja yang datang sesudah mereka.’
Berkata Musa a.s. : ‘Aku dapati dalam lauh-lauh ini suatu umat yang memohon ampun atas dosa-dosanya. Mereka menyuapkan suatu makanan ke dalam mulutnya. Belum sampai makanan itu ke dalam perutnya, dosa-dosa itu telah diampunkan oleh Allah. Mereka menyuapkan makanan itu dengan menyebut nama-Mu dan mengakhirinya dengan mengucapkan syukur dan memuji-Mu. Jadikanlah mereka itu umatku!’
berfirman Allah: ‘Mereka itu adalah umat Muhammad.’
Berkata Musa a.s. : ‘Ya Tuhanku! Aku dapati di dalam lauh-lauh ini suatu umat yang apabila bercita-cita untuk melaksanakan suatu kebajikan, kemudian tidak dilaksanakannya, akan dicatatkan satu kebajikan. Tetapi bila dilaksanakan kebajikannya itu dicatatkan baginya sepuluh kali lipat dari kebaikan itu, atau sehingga menjadi tujuh ratus kali lipat pahalanya. Jadikanlah mereka umatku!’ berfirman Allah: ‘Mereka itu adalah umat Muhammad.’
Berkata Musa a.s. : ‘Ya Tuhanku! Aku dapati di dalam lauh-lauh ini suatu umat yang apabila mereka berniat melakukan suatu kejahatan, kemudian tidak dilakukannya, tidaklah dicatatkan baginya suatu dosa. Akan tetapi jika diteruskan cita-citanya itu dengan mengerjakan satu kejahatan barulah dicatatkan baginya satu dosa. Jadikanlah mereka itu umatku!’. Berfirman Allah: ‘Mereka itu umat Muhammad.’
Berkata Musa a.s. : ‘Ya Tuhanku! Aku dapati di dalam lauh-lauh ini suatu umat, mereka itu sebaik-baik manusia. Mereka menyuruh berbuat baik dan melarang perbuatan jahat, jadikanlah mereka itu umatku!’. Berfirman Allah: ‘Mereka itu umat Muhammad.’
Berkata Musa a.s. : ‘Ya Tuhanku! Aku dapati dalam lauh-lauh ini suatu umat yang dibangkitkan pada hari kiamat dalam tiga golongan. Satu golongan akan masuk ke dalam surga tanpa dihisab. Satu golongan lagi akan dihisab dengan hisab yang ringan saja. Dan golongan terakhir disucikan dari segala dosanya, lalu merekapun masuk ke dalam surga. Jadikanlah mereka itu umatku!’. Berfirman Allah: ‘Mereka itu umat Muhammad.’
Berkata Musa a.s. : ‘Ya Tuhanku! Engkau telah menganugerahkan segala kebaikan kepada Muhammad beserta umatnya, maka jadikanlah aku sebagai umatnya!’. Berfirman Allah SWT: “Wahai Musa, sesungguhnya Aku telah memilihmu di antara manusia untuk menyampaikan risalah dan kalam-Ku, maka terimalah apa yang akan Aku berikan kepadamu dan hendaklah engkau menjadi orang-orang yang bersyukur.”
(Q.S.7:144)
Dan Untuk Agung Mulyo (Penulis Artikel)
Surah Al Aaraf di atas tadi bisa kita ambil maknanya bahwa ada hal-hal yang ilmu manusia tidak akan bisa sampai untuk menalarnya, bahkan Nabi sekalipun mempunyai batas kemampuan, untuk urusan umur bumi dan alam semesta hanyalah Allah yang maha mengetahui kepastiannya.. Kita hanya bisa mengira-ngira.. Jadi untuk apa di bahas.. Mending kita pikirin sampai kapan umur kita di dunia ini.. Dan berapa banyak dosa-dosa kita..